Ketika kau bersujud di manapun/Masjidmu telah hilang lenyap/ Masjid
fisikmu bukan gedung/ Masjidmu ada ketika kamu bersujud/ Masjidmu yang
sesungguhnya badanmu sendiri. Tanpa badanmu tak ada masjid/ Badanmu
masjidmu sendiri/ Badanmu sendiri adalah masjidmu/ Tanpa badanmu tak ada
masjidmu/ Bagaimana kau bersujud tanpa badan.
Sujudlah/ Dan Masjidmu tegak/ Badanmu masjidmu/Badanmu tempat bersujud
Badanmu masjid yang bergerak/ Takbirlah/Dan masjidmupun berdiri/ Rukuklah/ Dan masjidmupun menjelma/ Sujudlah/ Dan masjidmu tercipta.
Badanmu masjid yang bergerak/ Takbirlah/Dan masjidmupun berdiri/ Rukuklah/ Dan masjidmupun menjelma/ Sujudlah/ Dan masjidmu tercipta.
Masjidmu/ Di mana saja kamu bertakbir/ Di mana saja kamu rukuk/ Di
mana saja kamu sujud. Masjidmu/ Berdiri dari tujuh anggota sujudmu/
Berdiri dari iman yang kokoh dan kuat/ Berdiri dari keikhlasan
merendahkan diri padaNya/ Berdiri dari niat mencari ridhoNya.
Ketika kau merendahkan diri dengan sujudmu/ Dengan bertasbih Maha
Suci Allah Yang Maha Tinggi/ Setan lari sejauh-sejauhnya/ Dan Malaikat
tunduk sujud bersamamu/ Mengaminkan kamu ketika Al Fatekha kau
kumandangkan/ Dalam setiap rokaat yang kau tegakkan.
Masjidmu berdiri di mana saja/ Melintas batas negara mana saja/ Di
hamparan bumi yang mana saja/ Jangan tepaku pada kubah/ Itu hasil budaya
manusia/ Jika kau terpaku pada kubah masjid/ Kau akan bingung di
Moskow/ Karena kubah bukan hanya milik masjid/ Di gerejapun ada kubah/
Jangan terpaku pada tulisan atau kaligrafinya/ Di Timur Tengah bukan
hanya Islam yang pakai/ Jangan terpaku pada sorban/ Di Moskow sorban
dijadikan syal/ Jangan tepaku pada bungkusan atau kulit/ Namun isi hati
yang tak bisa dibohongi oleh siapapun/ Hati wakil Tuhan di muka bumi.
Masjidmu di hati bukan di bangunan/ Masjidmu di mana saja kamu
bersujud/ Masjidmu berdiri ketika sholat kau tegakkan/ Jangan terpaku
pada kemegahan bangunannya/ Namun lihat jamaahnya/ Dia tak melihat
kemegahan bangunan masjid/ Namun siapa yang sujud kepadaNya/ Dia tak
melihat rupamu/ Namun ketaqwaanmu/ Ketika taqwa itu ada disitulah
masjidmu berdiri/ Namun jangan kau tiadakan bangunan masjid/ Masjidil
Haram/ Masjid Nabawi/ Masjidil Aqso/ Itu masjid-masjid utama/ Juga
masjid yang bertebaran di berbagai tempat di bumiNya/ Kau lihat/ di
sana/ Semua bersujud kepadaNya.
Ayo bangun masjidmu/ Sujudlah bersama orang-orang yang sujud/ Dengan
dibulatkan bumi saat penciptaan/ Tak ada waktu dibelahan bumi manapun
yang tak bersujud padaNya/ Di saat waktu/ yang bersamaan/ Ada yang
sedang sholat Dzuhur/ Ada yang sedang sholat Asyar/ Ada yang/ sedang
sholat Magrib/ Ada yang sedang sholat Isya/ Ada yang sedang sholat
Subuh/ Hanya dengan menggeser garis bujur ke Timur atau ke Barat.
Masjid mu
Berdiri saat bersujud kepadaNya
Berdiri saat keikhlasan menyapaNya
Berdiri saat ridho menggapaiNya
Berdiri saat bersujud kepadaNya
Berdiri saat keikhlasan menyapaNya
Berdiri saat ridho menggapaiNya
Begitulah bait bait berbunyi, apapun namanya tak penting! Hamparan
Bumi yang luas adalah tempat sujud, kecuali WC dan di atas kuburan. Di
manapun bersujud, di hamparan sajadah Bumi dan di bawah kaki Langit,
adalah karunia dariNya yang tak terhingga. Karena hanya dengan izin dan
kehendakNya-lah, kau dapat bersujud. Bila tidak karena izinNya, maka
sujud itu tak akan pernah terjadi, dan masjidpun tak akan pernah
berdiri!
Moskow, 14 Juni 2013.
0 komentar:
Posting Komentar