Perkenalkan. Kami ini Muslim.
Islam adalah nama agama kami. Artinya adalah “selamat” atau “tunduk
patuh.” Kami telah bersaksi bahwa tidak ada ilah selain Allah semata.
Anda tidak tahu ilah? Ilah adalah sesuatu yang diharapkan, ditakuti,
dicintai, dan dipatuhi oleh manusia. Itulah pernyataan loyalitas yang
kami ulang sedikitnya sembilan kali dalam sehari semalam.
Kami adalah manusia yang merdeka. Merdeka dari desakan hawa nafsu.
Tidak mudah, tapi kami selalu berusaha untuk tetap loyal pada
satu-satunya ilah kami. Kami bukan termasuk orang-orang yang tunduk pada
keinginannya pribadi. Kami juga tidak tunduk pada godaan kesenangan
badani belaka. Kami merdeka karena tunduk pada Allah semata.
Bagi kami, tidak ada yang absolut kecuali Allah. Kami tidak
mengutak-atik Kitab Suci kami, bahkan tidak berani sekedar untuk
menambah satu kata atau huruf baru ke dalamnya. Kami tidak berani untuk
berpikir bahwa kami lebih tahu urusan kami sendiri. Ada Yang Maha Tahu
yang akan menyelesaikan segala urusan kami. Kami berani di hadapan
manusia dan takut di hadapan Allah, lantang di hadapan diktator dan
menyerah tanpa syarat di hadapan Allah. Jangan bingung. Ini hanya
masalah menempatkan diri pada kedudukannya yang benar.
Kami ini Muslim.
Anda tahu siapa kami? Kami adalah umat yang selalu menimbulkan rasa
cemas kepada mereka yang diliputi dengki. Kami menyuruh putri-putri kami
berhijab, dan hal itu membuat semua orang khawatir. Padahal mereka
tidak ragu melepas putri-putri mereka dengan pakaian minim hingga larut
malam. Ah, mereka hanya takut, karena kaum perempuan Muslim hidupnya
lebih menyenangkan. Mereka takut semua perempuan akan mengikuti jejak
putri-putri kami.
Agama kami memang tidak pernah menyelisihi fitrah. Semuanya sesuai
dengan karakter dasar manusia. Mereka menutup aurat bukan karena
terpaksa, melainkan karena memang demikianlah yang baik bagi mereka.
Tanyakanlah pada putri-putrimu, bukankah hari-hari mereka dilalui dengan
penuh kekhawatiran karena mata lelaki yang selalu sigap menangkap
apa-apa yang sesuai dengan syahwatnya? Tanyakanlah pada kaum
perempuanmu, bukankah hidup mereka penuh dengan penyesalan karena selalu
disusahkan oleh para pria hidung belang? Ah, tidak perlu dijawab. Kami
sudah tahu jawaban jujurnya.
Jangan heran jika kami enggan menyentuh minuman beralkohol, karena
Allah memang tidak menghendaki hamba-hamba-Nya melakukan
perbuatan-perbuatan yang bodoh seperti lazimnya orang mabuk. Semua hukum
yang susah payah dirumuskan oleh negara-negara Barat untuk menghindari
ekses negatif dari minuman keras hanya teori usang. Cukup sebuah ayat
dalam Al-Qur’an, maka kami pun menjauh darinya. Inilah bukti ketundukan
kami.
Mengapa kalian bingung menyaksikan kami shalat lima waktu setiap
harinya? Justru kamilah yang bingung melihat kalian begitu jarang
meluangkan waktu untuk Tuhan. Anda pikir shalat itu mempersulit hidup
kami? Demi Allah, kami tidak membasuh kepala kami dengan wudhu dan
tersungkur dalam sujud kecuali untuk mendapatkan manisnya iman. Kami
paham jika Anda tidak mengerti. Rasa manis hanya dipahami oleh mereka
yang memiliki lidah. Iman hanya dimengerti oleh mereka yang bersedia
untuk tunduk.
Kalian yang tidak memahami lezatnya iman tidak akan mengerti tujuan
hidup kami. Kami hidup hanya untuk mati. Semua manusia begitu, tapi
sedikit yang mau mengakuinya. Kenyataannya semua manusia akan mati.
Bedanya, kami memiliki tujuan yang pasti, dan kami yakin pada petunjuk
arah yang terpampang di depan mata. Kami tidak takut mati, karena mati
itu keniscayaan. Tidak ada bedanya mati sekarang atau tahun depan. Yang
menjadikannya beda hanyalah caranya. Kami adalah kaum yang akan maju
berdesak-desakan ketika pintu menuju syahid terbuka.
Anda tidak paham? Tentu saja, karena Anda tidak memiliki kerinduan kepada akhirat.
Siapa pun boleh menyangkal, tapi kebenaran adalah kebenaran. Kami
hanya menyuarakan kebenaran, dan kebenaran itu lincah seperti air. Jika
terhalang batu, ia akan mengambil jalan lain. Jika dibendung, ia akan
berkumpul hingga cukup banyak dan akhirnya melimpah dari dinding yang
menghadang. Jika Anda berusaha memenjarakan kebenaran yang terus
mengalir dalam suatu wadah, maka niscaya kebenaran itu akan menekan ke
segala arah, dan semua dinding pun akan runtuh.
Anda bisa menghina Rasul kami dengan berbagai gambar yang tak pantas,
tapi semuanya hanya akan berakhir mengenaskan bagi para penghujat. Di
negeri penghujat Rasulullah saw. itu, lima ribu eksemplar Al-Qur’an
telah terjual dalam lima bulan saja. Anda bisa menyebarkan kabar bohong
apa pun tentang kami, namun hal itu hanya akan mendorong semua orang
untuk mengenal kami lebih jauh. Ini adalah kabar buruk bagi kalian,
karena siapa pun yang mempelajari Islam dengan baik niscaya hatinya akan
tersentuh. Teruskanlah makar ini, dan kami akan tetap menjadi
pemenangnya!
Anda bisa mengajak semua orang untuk memerangi kami, namun kebenaran
akan sampai juga pada telinga-telinga yang tetap terbuka. Kalian bisa
membumihanguskan negeri-negeri kami, namun Islam akan sampai juga di
negeri kalian. Cepat atau lambat, negeri kalian akan menerima Islam
dengan tangan terbuka, karena kebenaran akan selalu menyentuh hati
manusia yang cenderung pada kelembutan.
Kami ini Muslim. Kamilah yang akan memenangkan pertarungan, jika
memang Anda bersikeras untuk bertarung. Tapi jangan khawatir, karena
kami tidak merasa perlu memaksa Anda masuk ke dalam barisan kami.
Cukuplah dengan menjadi teman yang baik, dan semuanya akan baik-baik
saja. Allah SWT tidak melarang kami berteman dengan siapa pun yang tidak
memerangi kami. Kepada semuanya, kami sampaikan salam hangat
persahabatan: bukalah pintu hati kalian untuk kebenaran, dan ia akan
datang dengan berbagai cara yang belum pernah kalian bayangkan
sebelumnya.
Kami adalah tangan-tangan yang saling berpegangan dan saling menjaga
satu sama lainnya. Kami adalah dahaga yang saling mendahulukan. Kami
adalah tubuh-tubuh yang saling menyelamatkan. Kami adalah lidah-lidah
yang saling menghibur dan hati yang saling mencemaskan.
Kami adalah Muslim. Kami akan menang.
Wassalaamu’alaikum wr. wb.
0 komentar:
Posting Komentar