Oleh: Badrul Tamam
Al-Hamdulillah, segala puji milik Allah
atas segala nikmat-Nya kepada kita, yang zahir maupun batin. Shalawat
dan salam semoga terlimpah kepada baginda Rasulillah, Shallallahu 'Alaihi Wasallam keluarga dan para sahabatnya.
Salah satu cara shalat khusyu' adalah
dengan mengingat kematian saat shalat. Yaitu ingat dirinya akan mati dan
dikembalikan kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala. Allah telah berfirman tentangnya,
وَاسْتَعِينُوا
بِالصَّبْرِ وَالصَّلَاةِ وَإِنَّهَا لَكَبِيرَةٌ إِلَّا عَلَى
الْخَاشِعِينَ الَّذِينَ يَظُنُّونَ أَنَّهُمْ مُلَاقُو رَبِّهِمْ
وَأَنَّهُمْ إِلَيْهِ رَاجِعُونَ
"Dan mintalah pertolongan (kepada
Allah) dengan sabar dan (mengerjakan) salat. Dan sesungguhnya yang
demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu',
(yaitu) orang-orang yang meyakini, bahwa mereka akan menemui Tuhannya,
dan bahwa mereka akan kembali kepada-Nya." (QS. Al-Baqarah: 45-46)
Ibnu Katsir berkata dalam menafsirkan
ayat di atas, "Dan sesungguhnya shalat atau wasiat benar-benar berat
(dijalankan) kecuali atas orang-orang khusyu' yang yakin mereka akan
berjumpa dengan Allah; maksudnya: mereka tahu akan dikumpulkan
kepada-Nya pada hari kiamat, dihadapkan kepada-Nya dan mereka akan
kembali kepada-Nya. Maksudnya: urusan mereka akan kembali kepada
kehendak Allah; Allah menghakimi sekehendak-Nya terhadap urusan itu
dengan keadilan-Nya. Oleh karenanya, saat mereka meyakini hari yang
dijanjikan dan jaza' (balasan) menjadi mudahlah (ringanlah,-pent)atas
mereka menjalankan ketaatan dan meninggalkan kemungkaran."
Hal ini juga dikuatkan oleh sabda Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam,
اذكر الموت في صلاتك ، فإن الرجل إذا ذكر الموت في صلاته لحريّ أن يحسن صلاته ، وصلّ صلاة رجل لا يظن أنه يصلي غيرها
"Ingatlah kematian dalam shalatmu,
karena sesungguhnya seseorang itu apabila ingat kematian dalam shalatnya
niscaya akan lebih memacunya untuk memperbagus shalatnya; dan shalatlah
kamu sebagaimana shalatnya seseorang yang tak yakin ia bisa shalat
sesudahnya." (HR. Al-Baihaqi dalam kitab Al-Zuhud al-Kabir dan
pemilik Kanzul Ummal. Dihassankan Syaikh Al-Albani dalam Al-Silsilah
al-Shahihah, no. 1421, beliau menukil dari Imam al-Suyuthi bahwa
AL-Hafidz Ibnu Hajar telah menghassankan hadits ini)
Ini sesuai dengan pesan Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam kepada Abu Ayyub Radhiyallahu 'Anhu saat beliau bersabda kepadanya, "Apabila kamu berdiri dalam shalatmu maka shalatlah seperti shalat perpisahan."
(HR. Ahmad dan disebutkan juga dalam Shahih al-jami', no. 742) yakni
seperti shalat orang yang mengira bahwa ia tak akan shalat lagi
sesudahnya. Apabila orang yang shalat yakin dirinya akan mati dan di
sana masih ada satu shalat sebagai shalat yang terakhir, hendaknya ia
khusyu' dalam shalat yang dikerjakannya itu karena ia tidak tahu bahwa
bisa jadi shalat ini adalah shalat yang terakhir." (Dinukil dari 33
Penyebab Khusyu' Shalat, Syaikh Muhammad Shalih al-Munajjid: 45-46)
Mengingat perkara kematian dan apa yang
akan ia temui sesudahnya berupa alam kubur, kebangkitan, perhimpunan,
hisab, dan jaza' di akhirat adalah cara jitu untuk membantu menggapai
kekhusyu'an dalam shalat. Maka orang yang shalat hendaklah berusaha
mewujudkan sebab-sebab tersebut dan menjauhi perkara-perkara yang
menghalangi kekhusyu-an. Wallahu Ta'ala A'lam. [PurWD/voa-islam.com]